LINUX dan Virus Komputer

Kamis, 2009 Januari 15

Salah satu selling point Linux adalah ketangguhannya menjaga diri dari serangan virus. Orang salah mempersepsikan bahwa Linux sama sekali kebal virus. Sebenarnya tidak ada sistem operasi (operating system / OS) yang 100% aman dari virus. Linux tetap bisa disusupi virus, namun prosentasenya jauh lebih kecil dari pada OS Windows. Selain itu rata-rata virusn yang menjamah Linux tidak sampai merusak sistem. Wikipedia mencatat virus pertama di Linux adalah STAOG yang beredar secara singkat pada tahun 1996. Tetapi, ada sumber lain yang mengatakan virus pertama Linux adalah BLISS, yang muncul pada tahun yang sama. Wikipedia juga mencatat ada sekitar 14 virus Linux. Sementara Virus Library mencatat ada 7 virus. Jadi bandingkan dengan virus yang menyerang OS Windows yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu. Dari hasil pencarian terhadap kata kunci “linux” di Symantec muncul 3.334 hasil pencarian, tetapi angka tersebut sudah termasuk rootkit, crack-ware, celah keamanan, trojan dan lain-lain yang bukan virus. Sedangkan Mc Afee mencatat 100 virus linux, tetapi dalam daftar tersebut juga ada beberapa exploit, DoS, dan backdoor. Namun, The WildList Organization dalam publikasi bulan februari 2006 mengumumkan bahwa tidak ada peredaran virus yang menjangkiti Linux.

Virus yang muncul belum lama ini, yaitu Virus.Linux.Bi.a / Virus.Win32.Bi.a, memiliki keistimewaan mampu menginfeksi program di Linux dan Windows sekaligus. Walaupun demikian, virus ini bukanlah yang pertama kali dapat melakukan hal tersebut. Menurut Symantec, virus pertama yang dapat menginfeksi Windows dan Linux sekaligus adalah W32.Peelf.2132 (atau yang lebih dikenak dengan Win32/Linux Lindose.2132.A) yang diketemukan 6 tahun yang lalu. Selain itu virus ini bersifat proof of concept, tidak berbahaya dan dibuat semata-mata untuk menunjukkan bahwa virus ini dapat menginfeksi Windows dan Linux sekaligus. Walaupun demikian, ada kemungkinan virus-virus akan lebih ganas dimasa yang akan datang dengan menggunakan tehnik tersebut. Jadi virus Linux sebenarnya sudah ada sejak dulu, ttapi tidak pernah menciptakan masalah besar. Tidak seperti pada OS Windows, virus di Linux lebih sulit berkembang. Disamping karena banyaknya Varian dari OS Linux, Linux sendiri adalah sistem operasi multiuser. Virus bisa saja menginfeksi file seorang pengguna, akan tetapi sulit menyebar ke file yang dimiliki oleh pengguna lain. Seorang pengguna tidak dapat memodifikasi file-file sistem. Ia dan Program yang dia jalankan (termasuk virus hanya dapat memodifikasi filenya sendiri. Seorang pengguna dapat saja menginstall aplikasi pada home directory miliknya, tetapi jarang aplikasi tersebut igunakan oleh pengguna lainnya.

Salah satu hal yang dapat menyebabkan virus tersebar adalah celah keamanan pada sistem. Sebagian besar virus Linux menyebarkan dirinya dengan memanfaatkan celah-celah keamanan tersebut. Solusinya bukan dengan menginstal aplikasi anti virus, tetapi dengan menutup celah-celah keamanan tersebut. Virus-virus masa kini seringkali menyamarkan dirinya sebagai aplikasi, folder, atau dokumen. Tetapi pada Linux hal ini sulit dilakukan.

Disamping standar keamanan Linux juga terlihat dari tidak diijinkannya pengguna melakukan log in sebagai root, atau dikenal juga sebagai administrator, namun hanya sebagai pengguna biasa. Hal ini menjadikan Linux sangat sulit untuk disusupi atau dikendalikan virus. Karena sistem operasi ini dikenal dengan perkembangannya yang cepat. Wajar apabila jumlah virus yang menginfeksinya sangat sedikit karena sebelum virus diselesaikan pembuatannya, Sistem Operasinya sudah berganti tehnologi dan variannya sehingga tidak memungkinkan untuk terinfeksi.

Sebagian besar pengguna linux juga tidak perlu lagi mendownload aplikasi secara manual. Kebanyakan distribusi sudah siap pakai untuk keperluan umum. Jika perlu menginstal aplikasi baru, hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan repository milik distro yang dipakai dan instalasi baru dilakukan setelah proses verifikasi yang berlangsung secara otomatis. Seperti kata-kata Scott Grannerman, “ to mess up a Linux box, you need work at it; to mess up your Windows box, you just need to work on it.” Jika ada sesuatu hal yang memungkinkan virus berkembang di Linux, hal tersebut adalah tanggung jawab vendor distribusi, dan bukan tanggung jawab vendor antivirus.

Aplikasui Anti virus hanya berfungsi untuk membersihkan e-mail yang masuk sebelum email tersebut sampai kepengguna akhir yang menggunakan windows. Atau untuk membersihkan file server dari virus-virus karena sering diakses oleh koputer berbasis windows. Virus memang perlu diwaspadai, tetapi dengan menggunakan OS Linux keamanan lebih terjamin. (dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

cara asik dapet duit

Mengenai Saya

Foto saya
biasa ja lah biar orang lain yang menilai saja

kalender