Pembuktian Indonesia di Piala Sudirman

JAKARTA - Indonesia boleh bangga jelang pertarungan Piala Sudirman di Guangzhou, China, 10-17 Mei mendatang. Apalagi, nama turnamen beregu dua tahunan itu diambil dari sosok mantan pemain bulutangkis Indonesia Dick Sudirman.

Meski demikian, prestasi bulutangkis Indonesia tak sinerji selama menjalani sepuluh event terakhir sejak 1989. Merah Putih tercatat sekali meraih gelar juara saat menjadi tuan rumah sekaligus dimulainya turnamen itu di Istora Senayan, 24-29 Mei 1989.

Indonesia selebihnya menjadi runner up sebanyak enam kali pada 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, 2007. Bahkan, di dua event terakhir, Indonesia selalu menyerah di tangan China yang kini bertindak sebagai tuan rumah. Kondisi itu tentunya menjadi perhatian serius PB PBSI saat menentukan skuad inti Piala Sudirman Indonesia di pelatnas Cipayung, Jakarta, hari ini.

Menurut Kasubbid Pelatnas Cipayung Christian Hadinata, peta kekuatan bulu tangkis dunia sebenarnya merata meski China masih menjadi lawan paling sulit dikalahkan oleh tim mana pun.

Negeri Tiongkok itu telah mengoleksi gelar sebanyak enam kali (1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, sert sekali menjadi runner up pada 2003. Disusul Korea Selatan (Korsel) di posisi kedua dengan dua gelar di tangan mulai 1991, 1993, 2003. Lalu, dua kali merebut runner up pada 1989 dan 1997.

Namun, fakta itu belum bisa menjamin tim mana akan merebut juara meski tiga negara peraih Piala Sudirman sebelumnya, China, Korsel, dan Indonesia dijagokan akan kembali merebutnya tahun ini.

"Masih banyak kemungkinan, termasuk dari Denmark atau Malaysia. Prestasi keduanya dinilai telah meningkat pesat sejauh ini, bahkan terdapat pemain nomor wahid dunia di tim mereka. Sebut saja Lee Chong Wei (Malaysia) di tunggal putra atau Tine Rasmussen (Denmark) di tunggal putri," ujarnya.

Karena itu, dia berharap siapa pun pemain Merah Putih akan menjadi duta bangsa ke Guangzhou wajib memberikan kontribusi terbaiknya. Apalagi, turnamen ini tak memperebutkan hadiah atau bonus melainkan mempertaruhkan rasa nasionalis setiap pemain yang akan bertanding di dalamnya.

Sementara Sekjen PB PBSI Jacob Rusdianto menjelaskan, pihaknya optimistis pebulu tangkis Indonesia akan bisa kembali membawa pulang gelar setelah 20 tahun melayang ke negara lain.

Optimistis itu lantaran Indonesia punya sejarah manis di Guanzhou, tepatnya ketika tim Piala Thomas Indonesia merebut gelar dari tangan Malaysia 3-2 pada 19 Mei 2002. "Kami yakin bisa, apalagi anak-anak telah mempersiapkan diri menempa fisik maupun mental," ujarnya.

(Edi Yulianto/Koran SI/hmr)

0 komentar:

Posting Komentar

cara asik dapet duit

Mengenai Saya

Foto saya
biasa ja lah biar orang lain yang menilai saja

kalender